Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu bentuk nyata implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya pada aspek pengabdian kepada masyarakat. Program ini menjadi wadah bagi mahasiswa untuk terlibat langsung dalam kehidupan sosial di berbagai daerah, menggali potensi lokal, serta memberikan kontribusi riil melalui pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dipelajari di bangku kuliah. KKN bukan hanya ajang pengabdian, tetapi juga ruang pembelajaran kontekstual yang mempertemukan mahasiswa dengan permasalahan nyata di lapangan, sekaligus menumbuhkan empati, kepedulian sosial, dan jiwa kepemimpinan.
Pada Periode 3 Tahun 2025, Direktorat Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Publikasi (DPPMP) Universitas Stikubank (Unisbank) Semarang menyelenggarakan KKN Tematik dengan mengangkat tema besar: “Penguatan Potensi Lokal Menuju Kampung Cerdas, Sehat dan Inovatif Berbasis Pemberdayaan Masyarakat.”
Kegiatan ini berlangsung selama satu bulan, dimulai dari 29 Juli hingga 29 Agustus 2025, dan diikuti oleh 409 mahasiswa dari tujuh program studi, yaitu Manajemen, Akuntansi, Teknik Informatika, Sistem Informasi, Teknik Industri, Ilmu Hukum, dan Sastra Inggris. Para mahasiswa diterjunkan ke sepuluh kelurahan di wilayah Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, yang meliputi Gunungpati, Sukorejo, Kandri, Sadeng, Nongkosawit, Jatirejo, Sumurejo, Plalangan, Pakintelan, dan Cepoko.
Dalam pelaksanaannya, KKN Tematik ini terbagi ke dalam beberapa fokus pengabdian, yaitu:
- KKN Tematik Manajemen Usaha dan Kewirausahaan
- KKN Tematik Destinasi Wisata
- KKN Tematik Gerakan Lingkungan Sehat
- KKN Tematik Sentra Kreasi
- KKN Tematik Transformasi Digital
- KKN Tematik Budaya & Seni
Melalui KKN Tematik ini, Unisbank berkomitmen untuk menciptakan dampak nyata di tengah masyarakat sekaligus membentuk pribadi mahasiswa yang adaptif, kreatif, dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Mahasiswa diharapkan mampu berkontribusi dalam memecahkan berbagai persoalan lokal melalui pendekatan yang kolaboratif dan solutif. Dukungan penuh dari pemerintah setempat serta antusiasme masyarakat menjadi faktor penting dalam keberhasilan program ini, yang secara bertahap mendorong terwujudnya desa-desa yang lebih mandiri, cerdas, sehat, dan inovatif.
